Selamat datang para blogger..
Salam Brebet untuk para pencinta motor tua..

Kamis, 27 Januari 2011

History of Norton Motorcycle

James Lansdown Norton mendirikan Perusahaan Norton pada tahun 1898 di wilayah kaya pabrik pembuat sepeda motor Birmingham dan memproduksi serta memasok suku cadang untuk pabrikan-pabrikan sepeda dan sepeda motor.
Norton mulai memproduksi sepeda motor pertamanya pada tahun 1902 dengan menggunakan mesin Clement dan Peugeot.

Sepeda motor Norton dianggap "ketinggalan jaman", masih menggunakan penggerak sabuk pada awal Perang Dunia Pertama namun segera memperbaiki teknologinya setelahnya dengan kopling, gearbox (kotak perseneling) dan penggerak rantai.
Norton mengalami kesuksesan besar di balapan termasuk menduduki sembilan tempat pada empat puluh besar pada Manx TT yang pertama pada tahun 1920 meskipun tak satupun dari Sembilan tempat memperoleh kemenangan.


Norton juga memperoleh kemenangan di Brooklands dan arena-arena balap lain di Eropa.Norton dibeli oleh raksasa sepeda motor Associated Motor Cycles (AJS, Matchless, James dan Francis-Barnett) pada tahun 1953 setelah diketahui bahwa perusahaan tidak dapat bertahan secara finansial meskipun keberhasilan dari kerangka featherbed yang digunakan pada motor balap serta Dominator pada tahun 1952. Pengambil alihan ini bukan merupakan berita gembira bagi para penggemar Norton. AMC berada di tangan kurator pada tahun 1966.


Norton adalah satu-satunya merek sepeda motor di perusahaan tersebut yang menghasilkan uang pada saat itu. Pemilik yang baru menyebutnya Norton-Villiers perusahaan yang bereformasi.
Beberapa tahun berlalu hanya untuk mengalami kesulitan keuangan lagi.


Pada tahun 1973, Pemerintah Inggris mencoba untuk menyelamatkan industri sepeda motor dengan mendorong merger BSA/Triumph dan Norton-Villiers untuk mengembalikan dana agar usaha tetap bertahan. Perusahaan hasil dari merger terebut disebut Norton-Villiers-Triumph (NVT).


Penjelmaan dari Norton ini bubar pada tahun 1978 namun pemilik yang baru mempertahankan sepeda motor-sepeda motor bermesin building rotary selama 15 tahun kemudian dengan beberapa keberhasilan namun sedikit penjualan sampai pada akhirnya nama Norton sebagaimana kita tahu lambat-laun menghilang.

History of BSA Motorcycle

The Birmingham Small Arms (BSA) merupakan perusahaan yang menghasilkan tidak hanya sekadar motor, pesawat, taksi, senjata dan banyak lagi. Tentu saja sepeda motor merupakan bagian besar dari kegiatan perusahaan dan tahun 1950-an mereka memproduksi lebih dari 75.000 sepeda.


BSA berdiri pada tahun 1863 dan divisi sepeda motor mulai berdiri pada tahun 1880. Sepeda bermesin pertama diluncurkan pada tahun 1905 dengan mesin Minerva kecil yang melekat padanya.

BSA memiliki reputasi baik untuk sepeda yang handal dan sukses tumbuh dengan diperkenalkannya S27 (juga dikenal sebagai model Sloper). Itu dihasilkan selama 10 tahun dan tersedia dalam 350cc, 500cc dan kemudian mesin 595cc. Sepanjang produksi sedikit diubah sehingga rancangan aslinya menjadi populer.

Selama perang dunia kedua BSA terkena serangan pasukan Jerman dan membuat mereka kesulitan berproduksi. Namun demikian, BSA terus memproduksi sepeda dan senjata dalam jumlah besar. Setelah Perang Dunia Kedua BSA adalah produsen terbesar sepeda motor di seluruh dunia.

Pada tahun 1937 Walter Handley mengendarai BSA dengan kecepatan diatas 100mph (160 k / jam) pada trek balap melengkung. Prestasi ini membuatnya mendapatkan sebuah bintang emas yang kemudian diadaptasi oleh BSA dalam model sepeda motor berikutnya bernama Gold Star. Gold Star menjadi roadster yang sangat populer dalam dunia balapan dan tetap diproduksi sampai tahun 1963.

Akhir 1950-an diperkenalkan model A7 (500cc) dan kemudian A10 (650cc). Berbagai jenis model A diproduksi dengan nama besar seperti Super Flash atau Road Rocket. Sebuah model yang sangat sederhana dalam tampilan,harga yang terjangkau pada jamannya, tidak boros serta dapat diandalkan merupakan alasan utama bagi mereka untuk tetap populer. Model A menjadi desain merek dagang dari BSA. Pada tahun 1962 mereka telah diganti dengan A50 (500cc) dan A65 (650cc).

BSA menghasilkan Rocket Three Triple 750cc yang dikembangkan dan diproduksi pada saat kondisi keuangan perusahaan sedang sulit. Karena kerugian yang cukup besar, akhirnya perusahaan BSA dibeli oleh perusahaan Triumph Norton Villiers dan terakhir memproduksi sepeda motor pada tahun 1973.

Rabu, 26 Januari 2011

Sejarah Sepeda Motor Indonesia

Sejarah ,sepeda, Motor , Indonesia
Sepeda motor memiliki sejarah yang panjang di negeri ini. Sepeda motor sudah hadir sejak negara ini berada di bawah pendudukan Belanda dan masih bernama Hindia Timur, Oost Indie atau East India.

Data yang ada menyebutkan, sepeda motor hadir di Indonesia sejak tahun 1893 atau 115 tahun yang lalu. Uniknya, walaupun pada saat itu negara ini masih berada di bawah pendudukan Belanda, orang pertama yang memiliki sepeda motor di negeri ini bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Dan, orang itu bernama John C Potter, yang sehari-hari bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.

Dalam buku Krèta Sètan (de duivelswagen) dikisahkan bagaimana John C Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama tiba di negara ini. Itu membuat John C Potter menjadi orang pertama di negeri ini yang menggunakan kendaraan bermotor.
Sepeda motor buatan Hildebrand und Wolfmüller itu belum menggunakan rantai, belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel-kabel listrik.
Sepeda motor itu menyandang mesin dua silinder horizontal yang menggunakan bahan bakar bensin atau nafta. Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.
Foto : Motor buatan Hildebrand und Wolfmüller milik John C Potter setelah direstorasi (1932).

Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi di kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan berkarat.

Atas bantuan montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan di kantor redaksi mingguan De Motor. Kemudian sepeda motor antik itu diboyong ke museum lalu lintas di Surabaya, yang kini tidak diketahui lagi di mana lokasinya.

Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula. Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 sampai 1926.

Foto : Peserta Motor Touring Club berfoto di Jalan Braga, Bandung (1914)
Lintas Jawa
Tidak mau kalah dengan pengendara mobil, pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia (Jakarta) sampai Soerabaja (Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer.

Foto : Frits Sluijmers dan Wim Wygchel berpose sejenak setelah tiba di Surabaya (1917)

Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45 menit. Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de Raadt. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam.

Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37 menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam.
Rekor itu sempat bertahan selama lima bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52 kilometer per jam.

Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917, Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata 60 kilometer per jam.

Pada awal tahun 1960-an, mulai masuk pula skuter Vespa, yang disusul dengan skuter Lambretta pada akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Suzuki, Honda, Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki.

Seiring dengan perjalanan waktu, sepeda motor asal Jepang mendominasi pasar sepeda motor di negeri ini. Urutan teratas ditempati oleh Honda, diikuti oleh Yamaha di tempat kedua dan Suzuki di tempat ketiga.

Selasa, 25 Januari 2011

Embah nya motor indonesia


Cikal bakal permotoran di Indonesia, ternyata berawal dari Probolinggo. Hal ini terungkap saat peringatan 117 tahun masuknya motor ke Indonesia dan ulang tahun club motor kuno. Acara ini berlangsung di museum Kota Probolinggo (dulu Graha Bina Harja atau Panti Budaya).

Selain mendatangkan 200-an lebih club motor gede dan kuno se-Jawa Bali, NTT, dan sebagian Sumatra ini, acara juga diisi pameran motor kuno. Dari sederetan motor yang dipajang di serambi gedung, ada motor yang usianya ratusan tahun.

Konon, motor yang bercat hitam itu disebutkan sebagai motor tertua dan motor yang pertama kali ada atau masuk ke Indonesia. Motor bertenaga uap ini milik John C Potter, warga Inggris. John C Potter yang kesehariannya bekerja sebagai masinis di Pabrik Gula (PG) Oemboel Kota Probolinggo ini, sengaja mendatangkan motor itu dari pabriknya di Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman 1893.


Karena bertenaga uap, motor yang model dan bentuknya seperti sepeda pancal ini berbahan bakar air. Sepeda motor itu, hadir di Indonesia sejak 1893 atau 117 tahun yang lalu, saat penjajahan Belanda.


Ban belakang digerakkan dengan gardan, tanpa persneling. Tak ada aki maupun koil serta kabel listrik, dengan mesin dua silinder horizontal dan empat buah ketel.


Untuk menghidupkan mesin, perlu waktu sekitar 20 menit. Motor ini ditemukan pada 1932 dalam kondisi mesinnya mati di garasi rumah John C Potter. Motor yang disimpan di Museum Mpu Tantular. 

http://www.museum-mputantular.com/koleksi_detail.php?id=112